
Saksi mata mengatakan, semua kendaraan militer di sekitar Lapangan Mutiara sudah meninggalkan kawasan itu. Namun masih perlu ditunggu apakah penarikan mundur militer ini sudah cukup untuk membujuk kelompok oposisi Wefaq agar bersedia memasuki meja perundingan.
Kelompok oposisi Syiah terbesar itu sebelumnya menolak tawaran dialog nasional yang diajukan oleh Raja Hamad, yang berasal dari kelompok Sunni.
Seorang pemimpin senior Wefaq, Abdul Jalil Khalil Ibrahim, sudah menetapkan syarat-syarat untuk berunding dengan pemerintah.
"Untuk mempertimbangkan dialog, pemerintah harus mengundurkan diri dan tentara ditarik dari jalan-jalan," tegasnya.
Sebelumnyta, Wefaq -yang menguasai 18 dari 40 kursi di parlemen-menarik anggotanya dari parlemen sebagai protes atas tindakan pemerintah yang represif terhadap demonstran.
Pada Jumat (18/02), Raja Hamad Isa al-Khalifa meminta Putra Mahkota Salman memulai dialog nasional untuk memecahkan krisis politik di negara itu.
Berdasarkan pernyataan dari keluarga kerajaan, Putra Mahkota Salman -yang sebelumnya meminta pengunjuk rasa mundur- mendapat wewenang untuk berbicara dengan semua pihak.
Dalam kekerasan Jumat (18/02) itu, sedikitnya 50 orang terluka akibat tindakan aparat keamanan terhadap para pengunjuk yang tetap teguh turun ke jalan setelah pemakaman empat pengunjuk rasa yang tewas sehari sebelumnya.
Umat Syiah merupakan warga mayoritas di Bahrain. Namun negeri itu diperintah oleh kelompok minoritas Sunni, termasuk raja.
Sumber
Notice : Thanks VladariesTeam.Blogspot.com been visiting her in the waiting comment
No comments:
Post a Comment