WASHINGTON, KOMPAS.com — Amerika Serikat mengecam keras penggunaan kekerasan di Libya dalam menghadapi para demonstran. AS juga mendesak Tripoli untuk memungkinkan terjadinya protes damai setelah ada "laporan-laporan yang dapat dipercaya" tentang ratusan korban tewas akibat tindakan keras pemerintah terhadap para pemrotes.
"Amerika Serikat (AS) sangat prihatin dengan laporan-laporan yang mengganggu dan gambar yang datang dari Libya," kata pernyataan tertulis juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Philip Crowley, Minggu (20/2/2011). "Kami bekerja untuk memastikan fakta-fakta, tetapi kami telah menerima beberapa laporan yang dapat dipercaya bahwa ratusan orang telah tewas dan terluka dalam beberapa hari kerusuhan. Jumlah pasti kematian tidak diketahui karena kurangnya akses media internasional dan organisasi hak asasi manusia," katanya.
Human Rights Watch sebelumnya mengatakan, kekerasan itu dikhawatirkan telah menyebabkan lebih dari 170 orang tewas di kota Benghazi, tempat protes itu bermula. Sementara itu seorang pengacara mengatakan kepada AFP, jumlah korban tewas lebih besar dari 200 orang. "Kami telah menyampaikan kepada sejumlah pejabat Libya, termasuk Menteri Luar Negeri Libya Musa Kusa, keberatan yang sangat atas penggunaan kekuatan yang mematikan terhadap para demonstran," kata Crowley.
"Para pejabat Libya telah menyatakan komitmen mereka untuk melindungi dan menjaga hak para pemrotes. Kami menyerukan kepada Pemerintah Libya untuk menegakkan komitmennya tersebut dan meminta pertanggungjawaban para pejabat keamanan yang tidak bertindak sesuai dengan komitmen tersebut," tuturnya.
Protes warga terhadap pemerintahan otoriter lebih dari 40 tahun Moammar Khadafy telah mencapai ibu kota Tripoli. Suara-suara tembakan terdengar di jantung kota Tripoli dan beberapa bagian lain kota itu untuk pertama kalinya sejak aksi protes dimulai pekan itu.
Putra Khadafy, Saif al-Islam Khadafy, Senin, memperingatkan bahwa negara itu akan hancur oleh perang saudara jika aksi protes akhirnya bisa menumbangkan pemerintahan ayahnya. Saif menawarkan reformasi untuk mengakhiri protes-protes itu.
Notice : "Tinggalkan Komentar anda di sini karena Penulis Butuh saran dan Kritikan anda agar Blog ini semakin baik nantinya"
"Amerika Serikat (AS) sangat prihatin dengan laporan-laporan yang mengganggu dan gambar yang datang dari Libya," kata pernyataan tertulis juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Philip Crowley, Minggu (20/2/2011). "Kami bekerja untuk memastikan fakta-fakta, tetapi kami telah menerima beberapa laporan yang dapat dipercaya bahwa ratusan orang telah tewas dan terluka dalam beberapa hari kerusuhan. Jumlah pasti kematian tidak diketahui karena kurangnya akses media internasional dan organisasi hak asasi manusia," katanya.
Human Rights Watch sebelumnya mengatakan, kekerasan itu dikhawatirkan telah menyebabkan lebih dari 170 orang tewas di kota Benghazi, tempat protes itu bermula. Sementara itu seorang pengacara mengatakan kepada AFP, jumlah korban tewas lebih besar dari 200 orang. "Kami telah menyampaikan kepada sejumlah pejabat Libya, termasuk Menteri Luar Negeri Libya Musa Kusa, keberatan yang sangat atas penggunaan kekuatan yang mematikan terhadap para demonstran," kata Crowley.
"Para pejabat Libya telah menyatakan komitmen mereka untuk melindungi dan menjaga hak para pemrotes. Kami menyerukan kepada Pemerintah Libya untuk menegakkan komitmennya tersebut dan meminta pertanggungjawaban para pejabat keamanan yang tidak bertindak sesuai dengan komitmen tersebut," tuturnya.
Protes warga terhadap pemerintahan otoriter lebih dari 40 tahun Moammar Khadafy telah mencapai ibu kota Tripoli. Suara-suara tembakan terdengar di jantung kota Tripoli dan beberapa bagian lain kota itu untuk pertama kalinya sejak aksi protes dimulai pekan itu.
Putra Khadafy, Saif al-Islam Khadafy, Senin, memperingatkan bahwa negara itu akan hancur oleh perang saudara jika aksi protes akhirnya bisa menumbangkan pemerintahan ayahnya. Saif menawarkan reformasi untuk mengakhiri protes-protes itu.
Notice : "Tinggalkan Komentar anda di sini karena Penulis Butuh saran dan Kritikan anda agar Blog ini semakin baik nantinya"
No comments:
Post a Comment